Barang siapa yang kekuatan Allah bersamanya, maka tidak ada ketakutan atas dirinya sedikitpun. Walaupun sepertinya ia tidak memiliki kekuatan yang dapat dilihat dan nampak oleh pandangan mata, walaupun tidak ada bukti yang menunjukan bahwa ia memilikinya. Barang siapa yang bersamanya kekuatan Allah, maka tidak ada kekuatan lain, rasa ketenangan lain yang menyertainya. Begitu juga barang siapa yang memiliki kemuliaan iman, maka sesungguhnya ia memiliki segala kebaikan. Sebaliknya, barang siapa yang tidak memiliki sesuatu yang paling bernilai ini, apapun yang ia miliki sesungguhnya tidaklah dapat memberi manfaat apa-apa.
Surat Al-Qoshosh ini adalah surat Makiyah, yang Allah SWT turunkan ketika kaum muslimin dalam keadaan sedikit dan lemah. Dakwah yang dirintis oleh Rosulullah masih belum memiliki pendukung yang kuat. Sedangkan kaum musyrikin, mereka adalah orang-orang yang memiliki segala kekuatan, kedudukan dan kekuasaan. Allah SWT menurunkan surat ini sebagai timbangan dan perbandingan atas segala kekuatan dan kemuliaan yang sesungguhnya.
Surat Al-Qoshosh Allah turunkan sebagai penetapan bahwa di sana hanya ada satu kekuatan di dalam kehidupan alam ini, itu adalah kekuatan Allah SWT. Disana hanya ada satu yang paling bernilai dan yang paling mulia, yaitu kemuliaan iman.
Dalam surat Al-Qoshosh Allah SWT menjelaskan kisah Nabi Musa dan Firaun. Allah menggambarkan ada sebuah kekuatan besar yang berada dihadapan dakwah Nabi Musa, yaitu: Kekuatan kekuasaan yang dimiliki Firaun, kekuatan harta dan kekuatan ilmu pengetahuan yang kedua hal ini dimiliki oleh Qorun.
Firaun adalah seorang peguasa lalim yang melampaui batas, tak ada yang mampu menentang kekuatannya, yang membuat takut bani israil. Ia membunuh anak laki-laki yang hidup pada masanya dan membiarkan hidup anak perempuan. Yang pada saat itu Musa dilahirkan di tengah segala tindak aniaya Firaun. Anak kecil yang terlahir, tidak ada pelindung yang akan menaungi, tidak ada kekuatan yang melindungi, tidak ada tempat bersembunyi. Akan tetapi kekuatan Allah di atas segalanya. Musa berada di dalam penjagaan kekuatan yang sesungguhnya.
"Dan Kami hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)" (Al-Qoshosh: 5)
Dan begitulah realita sejarahnya. Firaun dimusnahkan dan Musa a.s dimenangkan, padahal Musa a.s tidak mempunyai apa-apa, karena Musa a.s bersama kekuatan Allah. Sejarah akan selalu terulang, seorang dai tak akan merasa lemah kalau hatinya dipenuhi oleh keimanan kepada Allah dan keikhlasan yang tinggi dalam perjuangannya.
Kisah Musa a.s dan Fir'aun ini adalah sebuah cara Allah untuk menguatkan langkah Rosulullah dalam jalan dakwahnya. Ia telah menggambarkan kisah sebuah kekuatan lalim yang menghadang dakwah Musa, sedang kondisi Rosulullah pun saat itu dihadang oleh kekuatan musyrikin. Mereka memiliki kekuasaan dan kekuatan yang menghadang dakwah Rosululullah saw.
Begitulah tabiat dakwah, Ia akan selalu dihadapkan dengan kekuatan thoghut yang menghadangnya, namun bagi seorang dai yang meyakini akan kekuatan dan pertolongan Allah SWT tidak akan pernah berhenti dalam dakwahnya. Karena sudah merupakan janji Allah akan menolong mereka yang menolong agama-Nya. Wallahu a'lam bishowab.
(Dari Tadabur Aurat Al-Qoshosh Ayat 1-5)
Dapat Juga dibaca di website ikadi: www.ikadi.or.id
Labels: Quran