Ketika seorang ahli sejarah dan ulama besar Al-Imam Ibnu Al-Atsir rahimahullah akan menuliskan sejarah tentang kejadian Tartar, tiba-tiba hatinya seakan diremas-remas.. Dan ia tak mampu menuliskan satu kata pun. Sebuah sejarah yang begitu menyakitkan hati kaum muslimin, ketika Bangsa Tartar merobek kehormatan kaum muslimin, mereka merampas dan membunuh, sehingga darah-darah mengalir dan menggenang di jalan-jalan kota Baghdad. Lebih dari satu juta nyawa melayang..
Ketika Imam Ibnu Al-Atsir mengingat kejadian itu penanya menjadi bergetar, ia tertegun, tak mampu menuliskan kalimat apapun, lalu ia menulis :
يا ليت أمي لم تلدني !! يا ليتني مت قبل هذا وكنت نسيا منسيا
"Wahai sekiranya aku belum dilahirkan oleh ibuku.. Wahai sekiranya aku mati sebelum ini dan aku dilupakan selupa-lupanya".
Setelah kejadian itu, enam puluh tahun kemudian Allah menganugrahkan kepada kaum muslimin seorang panglima besar, cerdas dan sholeh ia adalah 'Pedang agama' Quthuz. Ia mampu mengalahkan pasukan Tartar pada peperangan yang sangat terkenal "Ainul Jalut". Sehingga seorang ahli sejarah mengatakan: "Sesungguhnya Al-Muzhoffar Quthuz telah mengalahkan pasukan mongol yang tak pernah terkalahkan sebelumnya, dan Tartar tak mapu lagi bangkit setelah itu".
Sesungguhnya agama islam ini adalah agama Allah, Dia yang mensyariatkan dan Dia juga yang akan menjaga agama ini, dan agama ini akan selalu menang dengan kita atau dengan selain kita.
Kenapa para pejuang dan juru dakwah bersedih hati? sedang mereka selalu bersama Allah dan Allah tak akan menyia-nyiakan perjuangan mereka?!
Ketika tentara salib menjajah Baitul Maqdis, mereka membunuh tujuh puluh ribu jiwa kaum muslimin di sana, sehingga darah-darah menggenang setinggi lutut kuda. Pasukan salib membakar rumah-rumah, orang-orang berjatuhan dari atas tempat tinggal mereka karena lari dari api yang berkobar, masjid mereka ganti menjadi gereja, mereka mengotori baitul maqdis dengan melepas anjing di dalamnya, tak hanya itu, mereka juga menggantungkan salib di atas dindingnya.
Setelah sembilan puluh tiga tahun kemudian datanglah seorang panglima agung Sholahuddin Al-Ayubi yang membebaskan kembali masjid Aqsho. Segala puji bagi Allah.. Sampai saat ini khutbah jum'at masih terdengar dari mimbarnya.
Allah menjanjikan bagi orang-orang beriman bahwa Allah akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Ia redhoi. Dan Dia benar-benar mengubah keadaan mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Sebagaimana firman-Nya dalam surat An-Nur ayat 55 :
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا
Berjuanglah selalu wahai sahabat..!!
Labels: Mujahid