Ada permohonan yang dilafazkan oleh bibir disertai dengan pengharapan oleh hati yang mendalam adalah wujud dari pengakuan manusia bahwa ia bukan apa-apa, ia sungguh lemah, ia tak mempunyai daya kecuali dengan pertolongan Zat yang maha kuasa. Ia adalah Allah.. Dengan berdoa seorang mengakui kebesaran dan keagungan penciptanya, maka layak baginya untuk menengadakan tangan, melafazkan doa-doa kepada yang Allah yang Maha Pemberi. Berdoa adalah perintah dari Allah, sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Quran dan Sunah.

“Kecelakaan besarlah bagiku; sekiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab-ku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia”. (QS. Al-Furqon: 28-29)

Ungkapan penyesalan memang tak pernah datang di awal. Penyesalan itu terucap ketika semua telah terjadi. Hanya karena satu sebab yang ternyata sangat menentukan. Sebab itu adalah pilihan. Pilihan yang memang sangat mempengaruhi langkah seseorang, pemikiran seseorang, sikap bahkan tujuan hidup seseorang. Alasan pilihan itu bisa ditentukan oleh beberapa sebab, di antaranya adanya kecocokan.

Ketika Allah menggambarkan tentang sesuatu di dalam Al-Quran, tentu ada maksud dan hakikat yang ingin disampaikan, boleh jadi akan keterkaitan gambaran tersebut dengan sebuah nilai atau karena ada hubungannya dengan aktualisasi keimanan terhadap diri pribadi dan kehidupan nyata.

Gambaran Al-Quran tentang kehidupan dunia di dalam banyak ayat hampir sama dan serupa yang berpulang pada suatu muara bahwa kehidupan dunia adalah permainan, senda gurau dan kenikmatan yang sedikit.

Masyarakat yang berkah adalah masyarakat yang jauh dari dosa-dosa dan ma'siat. Sebaliknya masyarakat yang penuh dengan dosa-dosa dan kema'siatan adalah masyarakat yang rentan. Ibarat tubuh penuh dengan penyakit dan kotoran yang menjijikkan. Maka ia tidak produktif dan bahkan tidak bisa diharapkan darinya kebaikan.

Ini adalah gambaran nyata kehidupan di sekitar kita..
Ketika kemiskinan semakin meraja dan kepedulian sesama sudah sangat tipis...
Cerita yang sangat mengharukan...

Salemba, Warta Kota
PEJABAT Jakarta seperti ditampar. Seorang warganya harus menggendong
mayat anaknya karena tak mampu sewa mobil jenazah. Penumpang kereta rel listrik (KRL) jurusan Jakarta-Bogor pun geger (Minggu (5/6. Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, Khaerunisa (3 thn). Supriono akan memakamkan si kecil di Kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa KRL. Tapi di Stasiun Tebet, Supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa Supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.

;;