Fase Tua Renta

Masa tua renta adalah fase kembalinya seseorang seperti anak-anak. Tanpa keceriaan anak-anak dan kepolosan mereka yang disenangi semua orang! Orang tua itu terus kembali ke belakang. Kemudian ia melupakan apa yang telah ia ketahui, sarafnya melemah, pemikirannya melemah, daya tahannya melemah, hingga akhirnya ia menjadi anak-anak. Namun jika anak-anak itu disenangi bicaranya yang salah-salah dan menarik hati dan perhatian setiap kali ia berbuat kekeliruan, maka seorang tua renta itu sebaliknya.

Setiap kali orang tua melakukan kesalahan, maka hanya mengundang rasa kasihan. Dia juga menjadi bahan olok-olokan ketika padanya tampak tanda-tanda kekanak-kanakan, sementara ia adalah seorang yang tua renta. Dan, setiap kali ia menjadi makin bodoh, maka punggungnya menjadi bengkok karena tua.

Perjalanan manusia adalah perjalan panjang, panjang perjalanan itu digambarkan oleh Al-Quran dengan perputaran perjalanan itu. Penggambaran itu begitu jelas disentuh Al-Quran, sehingga memberikan pengaruh yang mendalam, dan ia seakan-akan hadir di depan mata. Ia adalah perjalanan yang penuh sugesti bagi orang-oang yang mempunyai hati, atau mendengar sambil melihat. Allah berfirman:

الله الذي خَلَقَكُمْ مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفاً وَشَيْبَةً

"Allah menciptakan kalian dalam keadaan lemah. Kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat. Lalu dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban.." (QS Ar-Rum : 54)

Dalam ayat tersebut, Allah tidak mengatakan "Menciptakan kalian lemah". Tapi Ia mengatakan: “Menciptakan kalian dari keadaan lemah. Ada kata “min” di sana yang berarti “dari” sehingga seakan-akan kelemahan itu merupakan materi pertama mereka yang darinya bangunan tubuh mereka diciptakan. Perhatikanlah bayi.. Bahkan mengangkat kepalapun ia tak mampu, apalagi untuk berdiri, ia hanya mampu menangis ketika menginginkan sesuatu.

Kelemahan yang disebut oleh ayat di atas mempunyai beberapa makna dan bentuk dalam diri manusia. Kelemahan manusia itu nampak dari lemahnya tubuh yang terbentuk dari sel-sel yang kecil dan darinya tumbuh janin manusia. Kemudian dalam janin ada fase-fasenya, yang pada semuanya itu ia rapuh dan lemah.

Kemudian kelemahan materi asal pembentukan manusia. Yaitu tanah, yang jika tidak ada tiupan ruh dari Allah, niscaya ia masih dalam bentuk materiilnya. Hal itu jika dibandingkan dengan penciptaan manusia merupakan sesuatu yang lemah sekali.

Lalu kelemahan lainnya adalah dalam bangunan kejiwaan manusia di hadapan godaan, keinginan, dorongan, kecenderungan, dan syahwat. Jika tidak ada tiupan ilahi dan tekad serta kesiapan yang Allah ciptakan dalam sosok manusia itu niscaya ia akan menjadi makhluk yang lebih lemah dan hina dari hewan yang hanya mengandalkan insting.
Hal ini senada dengan firman Allah:

خُلِقَ الإنْسَانُ ضَعِيفًا

“Manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah”

Dan yang sangat menarik adalah kelemahan atas syahwat dalam ayat 28 surat An-nisa ini disebutkan setelah Allah menjelaskan dalam ayat sebelumnya tentang keinginan Allah untuk menerima taubat hambanya, “Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti keinginan syahwatnya agar kamu berpaling sejauh-jauhnya”.

Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya menjelaskan, “bahwa kelemahan ini dalam urusan perempuan, hilangnya akal sehat seseorang apabila ia berada di sisi perempuan.”

Lalu ayat ini dilanjutkan

ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةٍ

"Kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat.."

Kekuatan yang Allah anugrahkan ini kadangkala membuat seseorang yang sampai pada fase ini banyak yang lalai ketika ia mendapatkan kekuatan badan, kekuatan otak dan pikiran, bahkan kekuatan ekonomi dan kekayaan, ia melupakan hakekat untuk apa ia diberikan kekuatan itu. Kesadaran itu kadang baru tumbuh ketika ia dikembalikan pada fase berikutnya.

"lalu dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban.."

Kelemahan yang meliputi setiap kondisi seorang sudah tua. Karena usia tua merupakan penurunan ke arah kondisi kanak-kanak dengan semua bentuknya. Bisa pula disertai dengan kelemahan jiwa, kelemahan akal dan fikiran, menjadi lupa dan bodoh kembali. Bersamaan dengan ketuaannya adalah tumbuhnya uban di kepala.

Inilah fase-fase yang dilewati oleh setiap manusia yang fana ini, dan pasti dirasakan oleh orang-orang yang diberikan usia panjang dan tak pernah melambat sedikitpun pada waktu yang telah ditetapkan. Fase-fase yang dialami oleh sosok manusia itu menjadi bukti bahwa ia berada dalam genggaman Allah yang maha mengatur, menciptakan apa yang Dia kehendaki.

Usia seseorang akan terus beranjak menjadi semakin senja, namun usia senja itu akan terasa berkah jika dihiasi dengan banyak amal sholeh, karena memang pada masa senjalah saat-saat di mana seorang kembali merenungi dirinya dan dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri menghadap Allah.

Dari Anas ra, Rosulullah bersabda:

أن النبي صلى الله عليه و سلم قال : إذا أراد الله بعبد خيرا استعمله قال : فقيل : كيف يستعمله ؟ قال : يوقفه لعمل صالح قبل الموت

“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada diri seorang hamba, Ia akan mempergunakannya. Maka ditanya: “Bagaimana Allah mempergunakannya?” Rosulullah bersabda: “Ia beri taufik untuk beramal sholeh sebelum kematian”.

Dalam sabda yang lain juga Rosulullah menyampaikan;

جابر بن عبد الله يقول : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ألا أنبئكم بخياركم من شراركم قالوا : بلى قال : خياركم أطولكم أعمارا و أحسنكم عملا

“Maukah kalian aku tunjukkan orang yang terbaik di antara kalian dari yang terburuk?” Para sahabat menjawab: Mau. Rosulullah bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling panjang umurnya dan paling bagus amalnya.”

Semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan kepada kita dengan amal sholeh di sisa-sisa usia kita.. Amiin ya rabbal ‘alamin.

Wallahu a’lam bisshowab.

Oleh: H. Zulhamdi M. Saad, Lc

2 Comments:

  1. supris said...
    semoga kita termasuk yang sebaik2 itu yan ustadz...
    easy blog trick said...
    keren infonya pren...makasih y..

Post a Comment