رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِير
"Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku". (QS. Al-Qoshosh: 24)

Itulah doa yang dilafazkan oleh nabi Musa a.s setelah memberi minum ternak milik kedua putri nabi Syu'aib, lalu ia duduk di tempat yang teduh dan memohon segala kebaikan dari sisi Allah. Yang mana sebelumnya telah diikuti oleh doa-doanya yang lain. Tatkala nabi Musa a.s keluar dari kota Mesir karena pembesar-pembesar negeri itu berunding untuk membunuhnya, nabi Musa a.s keluar dengan perasaan penuh khawatir dan takut jikalau ada orang yang mengejar untuk menangkapnya, nabi Musa berdoa:

Kekuatan Dai

Barang siapa yang kekuatan Allah bersamanya, maka tidak ada ketakutan atas dirinya sedikitpun. Walaupun sepertinya ia tidak memiliki kekuatan yang dapat dilihat dan nampak oleh pandangan mata, walaupun tidak ada bukti yang menunjukan bahwa ia memilikinya. Barang siapa yang bersamanya kekuatan Allah, maka tidak ada kekuatan lain, rasa ketenangan lain yang menyertainya. Begitu juga barang siapa yang memiliki kemuliaan iman, maka sesungguhnya ia memiliki segala kebaikan. Sebaliknya, barang siapa yang tidak memiliki sesuatu yang paling bernilai ini, apapun yang ia miliki sesungguhnya tidaklah dapat memberi manfaat apa-apa.

Sesungguhnya perjalanan dakwah adalah perjalanan jauh dan berat. Dalam konteks ayat ini ia berbicara tentang sebuah kesiapan untuk berperang menghadapi kemuysrikan, seperti halnya juga dakwah yang kita perjuangkan tak akan pernah berhenti berbenturan dengan kemungkaran. Perjuangan yang jauh dan berat ini tak banyak orang kuat dan sanggup melaluinya. Kalaupun sekiranya perjalanan ini dekat, ringan dan nyaman tentulah banyak yang akan ikut bergabung di dalamnya.

Maryam ia adalah sosok seorang wanita yang Allah pilih dan Allah sucikan. Lalu ada pertanyaan yang cukup menggelitik rasa penasaran kita. Kenapa Allah memilih Maryam? atas dasar apa? lalu apakah gerangan pilihan itu? Kita akan mentadaburi ayat ke 42 surat Ali Imran, yang berhubungan erat dengan ayat lain, yaitu surat Maryam ayat 16-29.

Di antara syari‘at yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya yang amat penting, namun tidak banyak diketahui, disadari dan dilaksanakan oleh umatnya adalah pentingnya meluruskan dan merapatkan shaf dalam shalat berjamaah. Barangsiapa yang melaksanakan syari‘at agama, petunjuk dan ajaran-ajarannya dalam meluruskan dan merapatkan shaf, sungguh dia telah menunjukkan ittiba‘ nya atau pengikutannya dan kecintaannya kepada Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran:

Masih terasa segar dalam ingatan kita nuansa semarak memperingati hari kelahiran nabi besar Muhammad saw di berbagai tempat. Rasa kecintaan untuk meneladani kehidupan Rosulullah masih bergelorah di dalam dada. Semangat untuk mendalami kehidupan keseharian Rosulullah yang penuh kesederhanaan semakin membakar setiap jiwa insan yang mengaku sebagai umat beliau.

;;